Bank Mandiri Gandeng BUMDes dan UMKM Lokal untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Pedesaan
Bank Mandiri Gandeng BUMDes dan UMKM Lokal untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Pedesaan
Dalam upaya mendukung pemerataan ekonomi dan mempercepat inklusi keuangan nasional, Bank Mandiri mengambil langkah strategis dengan menggandeng BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) lokal. Melalui kemitraan ini, Bank Mandiri menghadirkan akses keuangan yang lebih luas, terjangkau, dan adaptif bagi masyarakat pedesaan yang selama ini masih terbatas dalam mengakses layanan perbankan formal.
Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai bank milik negara yang berkomitmen terhadap pembangunan nasional, tetapi juga menjadi model kolaboratif antara sektor keuangan, pemerintah desa, dan pelaku usaha lokal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
I. Latar Belakang: Tantangan Inklusi Keuangan di Pedesaan
Meskipun Indonesia mencatat kemajuan dalam inklusi keuangan, masih terdapat kesenjangan besar antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lebih dari 30% masyarakat desa belum memiliki akses terhadap layanan keuangan formal.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi di daerah pedesaan antara lain:
- Keterbatasan infrastruktur perbankan (ATM, kantor cabang, dan akses internet).
- Kurangnya literasi keuangan dan pemahaman tentang produk perbankan.
- Ketiadaan identitas keuangan formal, seperti rekening bank atau akses pinjaman.
- Skala usaha mikro yang dianggap tidak bankable oleh lembaga keuangan.
Menyadari tantangan tersebut, Bank Mandiri menilai bahwa kolaborasi dengan aktor lokal seperti BUMDes dan UMKM desa adalah solusi strategis yang mampu menjangkau akar permasalahan sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi desa.
II. Strategi Kolaborasi: Tiga Pilar Pendekatan Bank Mandiri
Bank Mandiri membangun kemitraan berbasis tiga pilar utama dalam mendorong akselerasi inklusi keuangan di desa:
1. Digitalisasi Layanan Keuangan
Melalui program Mandiri Agen, Bank Mandiri memberdayakan BUMDes sebagai perpanjangan tangan bank dalam menyediakan layanan keuangan seperti:
- Pembukaan rekening baru.
- Penarikan dan setor tunai.
- Pembayaran tagihan dan pembelian pulsa.
- Transfer antar rekening.
Digitalisasi ini didukung oleh aplikasi berbasis Android yang mudah digunakan oleh operator BUMDes, sekaligus memperkenalkan warga desa kepada sistem keuangan formal.
2. Pembiayaan UMKM Berbasis Potensi Lokal
Bank Mandiri menyediakan skema pembiayaan mikro dan kecil dengan bunga ringan dan syarat yang disesuaikan dengan karakteristik pelaku usaha desa. Skema ini termasuk:
- Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian, peternakan, dan kerajinan.
- Program pembinaan keuangan dan manajemen usaha kecil.
- Pendampingan untuk legalisasi usaha dan pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha).
3. Edukasi dan Literasi Keuangan
Bank Mandiri secara aktif mengadakan pelatihan dan sosialisasi keuangan di berbagai desa. Pelatihan ini melibatkan:
- Pemahaman produk perbankan dan proteksi keuangan.
- Pelatihan kewirausahaan dan pengelolaan keuangan rumah tangga.
- Pendampingan teknis untuk mengelola kas usaha BUMDes dan UMKM.
III. Studi Kasus: Desa Mandiri Digital di Jawa Tengah
Salah satu desa percontohan program ini adalah Desa Candiwulan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Melalui kerja sama dengan BUMDes setempat, Bank Mandiri membantu transformasi desa menjadi Desa Mandiri Digital.
BUMDes Candiwulan kini memiliki layanan perbankan mini yang aktif melayani ratusan transaksi setiap bulan. Sementara itu, puluhan pelaku UMKM lokal, termasuk pengusaha batik dan petani organik, sudah mendapatkan akses pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka.
“Dulu kami takut datang ke bank karena tidak paham prosesnya. Sekarang, dengan bantuan Bank Mandiri dan BUMDes, kami bisa menabung dan mengajukan pinjaman untuk modal,” ujar Pak Sugeng, pengrajin batik di desa tersebut.
IV. Dampak dan Capaian Awal Program
Sejak program ini diluncurkan awal tahun 2023, sejumlah capaian telah berhasil diraih:
- Lebih dari 1.000 desa telah menjalin kemitraan aktif dengan Bank Mandiri melalui program Mandiri Agen.
- Tercatat lebih dari 250.000 transaksi keuangan dilakukan melalui jaringan BUMDes.
- Pemberian KUR senilai lebih dari Rp 750 miliar kepada pelaku UMKM desa di berbagai sektor produktif.
- Tingkat literasi keuangan masyarakat desa meningkat berdasarkan survei internal Bank Mandiri, dengan peningkatan pemahaman produk hingga 45%.
V. Tantangan di Lapangan dan Solusi
Meski menunjukkan hasil yang positif, program ini juga menghadapi beberapa tantangan:
- Keterbatasan jaringan internet di desa terpencil menghambat digitalisasi penuh.
- Kurangnya SDM terlatih di level BUMDes untuk mengelola transaksi keuangan.
- Persepsi masyarakat terhadap pinjaman sebagai beban, bukan peluang usaha.
Bank Mandiri menanggapi tantangan ini dengan mengembangkan fitur offline-friendly, memperbanyak pelatihan berbasis komunitas, dan bekerja sama dengan dinas koperasi serta kementerian desa untuk memperluas jangkauan edukasi.
VI. Visi ke Depan: Membangun Desa sebagai Kekuatan Ekonomi Baru
Bank Mandiri melihat desa bukan lagi sebagai wilayah tertinggal, tetapi sebagai sumber daya ekonomi baru yang potensial. Visi jangka panjang dari program ini adalah:
- Mewujudkan 100 Desa Inklusi Finansial di setiap provinsi pada 2025.
- Mengintegrasikan BUMDes dengan sistem e-commerce dan marketplace lokal.
- Menjadikan UMKM desa sebagai bagian dari rantai pasok nasional.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri, dalam salah satu forum keuangan desa, menyatakan:
“Ketika desa kuat secara ekonomi, maka bangsa akan berdiri lebih kokoh. Kami ingin desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tapi juga pusat pertumbuhan.”
Penutup
Kolaborasi antara Bank Mandiri, BUMDes, dan UMKM lokal adalah model inklusi keuangan yang menjanjikan dan dapat direplikasi di seluruh pelosok Indonesia. Ini bukan hanya soal membuka rekening atau memberikan kredit, melainkan tentang membangun kepercayaan, pemberdayaan, dan kemandirian ekonomi desa.
Dengan pendekatan yang holistik, inklusif, dan berbasis komunitas, Bank Mandiri menunjukkan bahwa sektor perbankan bisa menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi — bukan hanya di kota besar, tetapi juga di desa-desa terpencil yang selama ini terlupakan.
Baca juga : Dampak Pandemi pada Sektor Pariwisata Indonesia